Giat Diskusi Publik "Kota Medan 5 Tahun ke Depan" yang digelar DPC Peradi Medan di Hotel Emerald Garden Medan.
Alinea - Guru Besar Fakultas Hukum dan Rektor Universitas Katolik Santo Thomas Medan, Prof. Dr. Maidin Gultom, S.H., M.Hum menyatakan pentingnya keterlibatan para pakar dan pemikir dalam upaya pembangunan Kota Medan ke depan.
Hal tersebut disampaikannya pada kesempatan menghadiri acara Diskusi Publik "Kota Medan 5 Tahun ke Depan" yang digelar DPC Peradi Medan di Hotel Emerald Garden Medan pada, Jum'at (13/9/2024). Menurutnya kegiatan diskusi yang digelar DPC Peradi Medan sangat penting bagi masyarakat untuk membuka wawasan bagaimana menentukan pemimpin Kota Medan ke depan.
"Diskusi publik seperti ini saya pikir sangat penting bagi masyarakat, agar membuka wawasan mereka untuk bagaimana menentukan siapa pemimpin Kota Medan di masa yang akan datang, yang memang betul-betul berkualitas, punya hati dan punya visi misi program yang bagus untuk mencapai kota Medan menjadi kota Megapolitan," sebutnya.
Pada kesempatan diskusi bertema "Kota Medan 5 Tahun ke Depan" tersebut, Prof. Dr. Maidin Gultom menyampaikan bahwa hal terpenting dalam upaya membangun Kota Medan ke depan bukan hanya pembangunan Fisik Infrastruktur namun juga turut membangun karakter masyarakatnya.
"Bukan hanya pembangunan fisik infrastruktur, tapi juga sangat penting membangun karakter masyarakatnya. Selama ini Kota Medan kan diidentikkan dengan kota keras dengan karakter masyarakatnya yang keras, saya pikir ini juga harus diubah agar ke depan Medan menjadi kota yang ramah," sebutnya.
Lebih jauh ditambahkannya, pembangunan Kota Medan ke depan harus melibatkan para pakar dan pemikir baik dari kalangan akademisi maupun ahli dalam bidang-bidang tertentu. "Berkaitan dengan pembangunan, upaya pembangunan itu tentunya harus melibatkan berbagai pakar dan pemikir seperti akademisi. Jangan ada ranperda yang muncul tanpa adanya pembahasan mendalam melibatkan para pakar," pungkasnya.
Ketua panitia acara Diskusi Publik "Kota Medan 5 Tahun ke Depan" M. Hafiz Hasibuan menyampaikan, dari tiga calon Walikota yang diundang hanya satu calon Walikota Medan yang berkenan hadir pada acara diskusi tersebut.
"Calon yang hadir hanya Prof Ridha, untuk dua pasangan lain yang tidak hadir juga kita hargai kesibukannya apapun alasannya. Tentu kegiatan ini kita selenggarakan dengan niat baik memberikan edukasi kepada masyarakat agar menjadi referensi untuk memilih pemimpin Kota Medan," sebutnya.
Sementara itu pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Kota Medan, Dwi Ngai Sinaga SH MH menyampaikan, kegiatan yang dilaksanakan bertujuan agar mencerdaskan masyarakat untuk memilih pemimpin Kota Medan.
Dirinya juga merasa perlu menyampaikan bahwa latar belakang kegiatan yang digelar organisasi advokat itu didasari fungsi sosial control. "Jadi apa yang menjadi niat kami menggelar acara diskusi ini adalah sebagai sosial kontrol. Perlu ditegaskan bahwa Peradi RBA tidak terafiliasi dengan partai politik maupun salah satu calon," sebutnya.
Lebih jauh dirinya menambahkan, meski tiga calon yang diundang namun hanya satu calon yang hadir dalam acara diskusi tersebut. "Tiga kandidat kita undang dengan harapan ketiganya kita hadapkan langsung untuk menyampaikan visi misi dan gagasannya. Akan tetapi sangat disayangkan ada dua kandidat tidak hadir sebenarnya besar harapan kami mereka hadir," imbuhnya. (Abi)